hh


  • Web
  • chidoel.blogspot.com
  • Kamis, 22 Desember 2016

    Hari Ibu

    Setiap hari adalah hari ibu, Yup!!
    dan setiap hari kita selalu doain ibu, Yup!!
    Tapi ga setiap hari kita bisa ngelakuin hal yang manis padanya. 
    Ada saatnya kita bete, capek, yang imbasnya ke dia.

    Ga semua dari kita beruntung bisa ketemu ibunya setiap hari. Ada juga yg ketemu setiap hari, tapi biasa aja. Ga ada yang istimewa (kaya gue gini hihi).

    Jadi ga ada salahnya kalo mw ngasih sesuatu yg spesial di 'hari ibu'.
    Bisa berupa ucapan sayang di telpon, pelukan hangat, cium di pipi, bunga yg indah, calon mantu, bahkan mobil mewah baru.. hehe

    Selamat Hari Ibu
    I Love You ibu2 di dunia

    Belajar dari sahabat yang ibunya udah tiada.
    Dia cerita, "mumpung masih ada (ibu), bahagiain dia.
    Kasih bunga, Karna nanti kita cuma bisa taburin bunga di pusaranya.
    Cium pipinya, nanti kita cuma bisa cium kayu nisannya.
    Bilang sayang, nanti kita cuma bisa ucapin surah Yassin.
    Peluk erat tubuhnya, sebelum kita cuma bisa nangis di samping jenazahnya..

    Selagi masih ada dan sehat, coba di senengin, didengerin.
    Dikasih cerita yang lucu, dikasih makanan yang enak.
    Meskipun kebaikan yang kita kasih ga sebanding, apa salahnya membalas kebaikan..

    Untuk Umi,
    Terimakasih atas usaha kerasmu melahirkan kami, membesarkan kami dan menjaga kami hingga saat ini. Maafkan kami jika sampai hari ini belum bisa membahagiakanmu, membanggakanmu, dan membuat hatimu tenang. Selalu rasa bimbang yang kami berikan.
    Maaf..sekali lagi maaf..


    dari anakmu.

    Kamis, 17 Juni 2010

    Senyum Dong … :D

    Apa yang akan Anda lakukan ketika berjumpa seseorang dengan sesungging senyum manis di lekuk bibirnya? Bandingkan reaksi Anda apabila orang yang dijumpai itu mengerutkan bibir dengan tatapan mata tajam. Tak ada ekspresi senyum sedikit pun di wajahnya. Hampir pasti akan muncul respons ber- beda untuk dua situasi tersebut.

    Ekspresi di wajah seseorang berpengaruh langsung terhadap pola komunikasi dan bentuk interaksi sosial yang terjadi, termasuk ekspresi balasan yang ditampilkan kemudian.

    Di gerbang tol Jatiwarna, Bekasi, misalnya, bagai oase saat memasuki antrean di salah satu gerbang tol. Saya juluki gerbang tol itu paling cerdas dari sekian banyak gerbang tol yang tersebar di seluruh wilayah Jakarta dan sekitarnya.

    Gerbang pada ruas Jatiwarna ini adalah loket jalan keluar menuju salah satu taman wisata di timur Jakarta, Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Meski antrean kendaraan begitu panjang, petugas selalu proaktif mengambil kartu, menerima pembayaran, dan siap dengan uang kembali.

    Dari segi waktu dan gerak (time and motion) terkesan efektif, efisien, dan ptimal. Dalam hal jasa layanan, sapaan ramah dan senyum hangat melengkapi kecerdasan di gerbang itu. Senyum yang menghiasi wajah petugas plus ucapan “selamat jalan”, tentu menyejukkan hati, bukan?

    Komunikasi Nonverbal

    Senyum merupakan salah satu isyarat nonverbal atau gesture manusia dalam berkomunikasi. Penelitian yang dilakukan Leonard, Voeller, dan Kaldau(1991) menunjukkan di dalam setiap senyuman terjadi peningkatan pesan positif yang komunikatif.

    Indonesia sebagai negeri yang konon dikenal dengan keramahtamahannya (entah masih berlaku atau tidak?), senyuman mungkin tak terlalu sulit ditemui. Namun, tentu bukan hal mudah mengetahui apakah senyuman yang terpampang di hadapan kita itu tulus atau dibuat-buat.

    Sang Primadona

    Cerpen A. Mustofa Bisri

    Apa yang harus aku lakukan? Berilah aku saran! Aku benar-benar pusing.
    Apabila masalahku ini berlarut-larut dan aku tidak segera menemukan pemecahannya, aku khawatir akan berdampak buruk terhadap kondisi kesehatan dan kegiatanku dalam masyarakat. Lebih-lebih terhadap dua permataku yang manis-manis: Gita dan Ragil.

    Tapi agar jelas, biarlah aku ceritakan lebih dahulu dari awal.
    Aku lahir dan tumbuh dalam keluarga yang -katakanlah-- kecukupan. Aku dianugerahi Tuhan wajah yang cukup cantik dan perawakan yang menawan. Sejak kecil aku sudah menjadi "primadona" keluarga. Kedua orang tuaku pun, meski tidak memanjakanku, sangat menyayangiku.

    Di sekolah, mulai SD sampai dengan SMA, aku pun --alhamdulillah-juga disayangi guru-guru dan kawan-kawanku. Apalagi aku sering mewakili sekolah dalam perlombaan-perlombaan dan tidak jarang aku menjadi juara.

    Ketika di SD aku pernah menjadi juara I lomba menari. Waktu SMP aku mendapat piala dalam lomba menyanyi. Bahkan ketika SMA aku pernah menjuarai lomba baca puisi tingkat provinsi.

    Tapi sungguh, aku tidak pernah bermimpi akhirnya aku menjadi artis di ibu kota seperti sekarang ini. Cita-citaku dari kecil aku ingin menjadi pengacara yang di setiap persidangan menjadi bintang, seperti sering aku lihat dalam film. Ini gara-gara ketika aku baru beberapa semester kuliah, aku memenangkan lomba foto model. Lalu ditawari main sinetron dan akhirnya keasyikan main film. Kuliahku pun tidak berlanjut.

    Menu Makan Malam

    Cerpen Kadek Sonia Piscayanti

    Sesuatu yang kelak retak dan kita membikinnya abadi
    Ibu bersumpah untuk membangun keluarganya di atas meja makan. Ia terobsesi mewujudkan keluarga yang bahagia melalui media makan bersama. Maka, ia menghabiskan hidupnya di dapur, memasak beribu-ribu bahkan berjuta-juta menu makanan hanya untuk menghidangkan menu masakan yang berbeda-beda setiap harinya. Ia memiliki jutaan daftar menu makan malam di lemari dapurnya. Daftar itu tersusun rapi di dalam sebuah buku folio usang setebal dua kali lipat kamus besar Bahasa Indonesia, berurut dari menu masakan berawal dengan huruf A hingga Z. Ia menyusun sendiri kamus itu sejak usia perkawinannya satu hari hingga kini menginjak usia 25 tahun. Di sebelah kamus resep masakan itu, bertumpuk-tumpuk pula resep masakan dari daerah Jawa, Madura, Padang, bahkan masakan China. Belum lagi kliping resep masakan dari tabloid-tabloid wanita yang setebal kamus Oxford Advanced Learner.

    Isi kepala Ibu memang berbeda dengan ibu lain. Dalam kepalanya seolah hanya ada tiga kata, menu makan malam. Setiap detik, setiap helaan napasnya, pikirannya adalah menu-menu masakan untuk makan malam saja. Makan malam itulah ritual resmi yang secara tersirat dibikinnya dan dibuatnya tetap lestari hingga saat ini. Meskipun, ketiga anaknya telah beranjak dewasa, ia tak pernah surut mempersiapkan makan malam sedemikian rupa sama seperti ketika ia melakukannya pertama, sejak usia pernikahannya masih satu hari.

    Peradilan Rakyat

    Cerpen Putu Wijaya
    Seorang pengacara muda yang cemerlang mengunjungi ayahnya, seorang pengacara senior yang sangat dihormati oleh para penegak hukum.

    "Tapi aku datang tidak sebagai putramu," kata pengacara muda itu, "aku datang ke mari sebagai seorang pengacara muda yang ingin menegakkan keadilan di negeri yang sedang kacau ini."

    Pengacara tua yang bercambang dan jenggot memutih itu, tidak terkejut. Ia menatap putranya dari kursi rodanya, lalu menjawab dengan suara yang tenang dan agung.

    "Apa yang ingin kamu tentang, anak muda?"
    Pengacara muda tertegun. "Ayahanda bertanya kepadaku?"
    "Ya, kepada kamu, bukan sebagai putraku, tetapi kamu sebagai ujung
    tombak pencarian keadilan di negeri yang sedang dicabik-cabik korupsi ini."
    Pengacara muda itu tersenyum.
    "Baik, kalau begitu, Anda mengerti maksudku."

    Kota Kelamin

    Cerpen Mariana Amiruddin
    Mataku berkaca membentuk bayangan. Bayangan wajahnya. Wajah pacarku. Wajah penuh hasrat menjerat. Duh, dia menyeringai dan matanya seperti anjing di malam hari. Aku tersenyum dalam hati, ia menggeliat, seperti manusia tak tahan pada purnama dan akan segera menjadi serigala. Auu! Ia melolong keras sekali, serigala berbadan sapi. Mamalia jantan yang menyusui. Aku meraih putingnya, menetek padanya, lembut sekali. Lolongannya semakin keras, menggema seperti panggilan pagi. Pada puncaknya ia terkapar melintang di atas tubuhku. Dan tubuh pagi yang rimbun. Ia tertidur.

    Pagi menjelang, ketika gelap perlahan menjadi terang. Tampak tebar rerumput dan pepohonan menjulang, angin dan sungai dan di baliknya bebek-bebek tenggelam dalam gemericik. Kutatap tubuhnya yang berkeringat membasahi tubuhku. Mengalir menumpuk menjadi satu dengan keringatku. Bulir-bulir air seperti tumbuh dari mahluk hidup. Bulir-bulir yang juga dinamai embun-embun bertabur di atasnya, bercampur keringat kami.

    Selasa, 15 Juni 2010

    Tips Tingkatkan Kepercayaan Diri

    Untuk meningkatkan rasa percaya diri Anda silahkan anda melakukan:

    1. Selalu Duduklah selalu di barisan depan didalam suatu acara

    2. Adakan kontak mata dengan lawan bicara

    3. Berjalanlah 25% lebih cepat

    4. Berbicaralah terus terang

    5. Tersenyumlah lebar-lebar

    Anda ingin mencobanya mulai hari ini ? Inginkah Anda melihatlah hasilnya? Silahkan dicoba.